Pengurus Pusat AAI
Kepengurusan Pusat AAI terdiri dari Dewan Penasihat, Dewan Pertimbangan Etik, Sekretariat, Ketua Bidang, dan Ketua Wilayah
Kepengurusan Pusat AAI terdiri dari Dewan Penasihat, Dewan Pertimbangan Etik, Sekretariat, Ketua Bidang, dan Ketua Wilayah
Pinky Saptandari adalah pengajar tetap di Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga. Beliau adalah pakar dalam bidang antropologi kesehatan. Pada Kongres AAI Tahun 2021, Beliau ditetapkan sebagai ketua dewan penasihat AAI untuk periode 2021-2026.
Meutia Swasono adalah guru besar di Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Beliau juga pernah menjabat sebagai menteri perlindungan perempuan dan anak pada tahun 2004-2009. Beliau adalah pakar dalam bidang antropologi psikologi.
Kartini Sjahrir pernah menjabat sebagai ketua Asosiasi Antropologi Indonesia. Dari perjalanan pendidikannya, Kartini Sjahrir merupakan lulusan Sarjana Antropologi (S1) di Universitas Indonesia pada 1976, kemudian mendapatkan gelar Master dari Universitas Boston pada 1981 dan gelar Doktor di universitas yang sama pada 1990. Sejak 2020, dia menjabat sebagai Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) di Universitas Sumatera Utara. Dari Maret 2019 sampai hari ini, wanita kelahiran 1 Februari 1950 itu masih menjabat sebagai Komisaris Independen PT Siloam International Hospital Tbk. Kartini juga pernah menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk Argentina, Paraguay, dan Uruguay.
Ngurah Anom Kumbara menyelesaikan pendidikan S1 Antropologi tahun 1982 di Universitas Udayana, menyelesaikan S2 di Universitas Indonesia tahun 1990, dan S3 di Universitas Gadjah Mada tahun 2008. Menjadi dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana sejak tahun 1983 sampai sekarang. Pernah menjabat sebagai ketua jurusan antropologi tahun 1997-2000, sebagai ketua program S3 Agama dan Kebudayaan Universitas Hindu Indonesia tahun 2008-2011, sebagai sekretaris bidang pengabdian pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Udayana Universitas pada tahun 2011-2015, sebagai Ketua Program Doktor (S3) Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2022. Aktif mengikuti seminar dan menulis jurnal nasional dan internasional terakreditasi, serta telah menulis beberapa buku.
Frieda Agnani Amran lahir di Palembang, 21 Agustus 1959. Belajar Antropologi di Universitas Indonesia (1978—1983) dan Rijksuniversiteit Leiden, Belanda (1983—1986). Sejak beberapa tahun yang lalu, ia mulai mengasuh rubik Palembang Tempo Doeloe di harian Berita Pagi, Palembang (2010—sekarang); rubik Wisata Kota Toea di harian Warta Kota, Jakarta (2010—2013); rubrik Lampung Tumbai di harian Lampung Post, Lampung (2014—2016 ); dan, rubrik Lappung Beni di harian Fajar Sumatera, Lampung (Maret 2016—sekarang). Untuk rubrik yang diasuhnya, Frieda membuat artikel-artikel mengenai kehidupan sosial budaya masyarakat Sumatera bagian selatan dan Batavia berdasarkan tulisan-tulisan berbahasa Belanda dari abad ke-18 sampai abad ke-20.
Frieda sempat mengajar Antropologi di Fakultas Sastra Universitas Indonesia selama dua tahun (1986—1988). Ia juga sempat mengajar bahasa Indonesia dan akulturasi budaya di Indonesische Taal en Cultuur, Vrij Academie, Kota Delft dan Interculturele Communicatie in Indonesie, Kota Leiden; serta selama beberapa tahun, ia menjadi sekretaris Werkgroep Indonesische Vrouwen Studies (Forum Studi Wanita Indonesia) di Universitas Leiden.
Selain menyukai sejarah dan tergila-gila membaca buku-buku tua mengenai manusia (terutama yang tinggal di Sumatera bagian selatan), sejarah dan kebudayaannya, Frieda gemar menulis sajak dan melukis.
Beberapa bukunya yang telah terbit, antara lain: Corat-coret Koentjaraningrat (1997), Pangeran Katak & Sang Putri (kumpulan sajak bersama Hendry Ch Bangun dan Wahyu Wibowo, 2011), Batavia: Kisah Kapten Woodes Rogers & Dr. Strehler (2012), Cerita Rakyat Batangari Sembilan: Lahat (bersama Soufie Retorika, 2013), Sembilan Ribu Hari (kumpulan sajak, 2013), dan Mencari Jejak Masa Lalu: Lampung Tumbai 2014 (2016).
Semiarto Aji Purwanto merupakan staf pengajar pada program sarjana dan pascasarjana Departemen Antropologi. Ia juga menjabat sebagai Ketua Program Sarjana Departemen Antropologi sejak tahun 2017 hingga sekarang. Ia merupakan lulusan sarjana Jurusan Antropologi UI pada tahun 1992 dan memperoleh gelar magister di jurusan yang sama pada tahun 1995. Gelar doktor dalam bidang antropologi dari Departemen Antropologi UI diperolehnya pada tahun 2010.
Selama ini, Aji fokus dalam penelitian di bidang kehutanan sosial dan lingkungan, keluarga dan kesehatan, seni dan kebudayaan, dan kajian etnografi pedesaan. Ia juga sering bertindak sebagai fasilitator dalam program perencanaan manajemen berbasis komunitas hingga saat ini. Saat ini ia adalah Dekan FISIP UI (2021-2025).
Muhammad Basir adalah staf pengajar di Departemen antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Beliau adalah pakar dalam bidang antropologi perkotaan dan etnisitas.