Sejarah 
Singkat AAI

AAI didirikan oleh para Antropolog pendiri ilmu Antropologi di Indonesia, yakni Prof. Dr. Koentjaraningrat (the founding father) dari Universitas Indonesia, Prof Dr. Usman Pelly dari Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Mattulada dari Universitas Hasanuddin Makassar, dan sejumlah tokoh Antropologi Indonesia lainnya seperti Prof. Dr. S. Budhisantoso, Prof. Dr. Meutia F. Swasono, Dr. Kartini Sjahrir, Dr. Rahardjo, Prof Dr. E. K. M. Masinambouw, Prof Dr. Sjafri Sairin, Prof. Dr. P.M. Laksono dan banyak tokoh Antropologi lainnya di Indonesia. Asosiasi ini telah disemai tumbuhkan pada tanggal 12 Maret 1983. Sejalan dengan waktu, Asosiasi ini terus berusaha eksis di dalam mencapai kematangan organisasi yang telah berusia tiga dekade.

Prof. Dr. Koentjaraningrat
Slant
Sambutan Ketua Umum AAI 2021-2026

Menghadapi Tantangan dan Peluang Baru

Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI) adalah organisasi pertama dan satu-satunya organisasi bersifat nasional dari para praktisi profesional yang bekerja di bidang “Manusia dan Kemanusiaan” di Indonesia.

Saat ini, kami telah terlibat dalam pembahasan Rancangan Undang-undang Kebudayaan yang berlangsung cukup lama serta proses standarisasi Konservasi Budaya, baik warisan budaya benda maupun non-benda.

Meski demikian, masih banyak hal penting lagi yang ingin dilakukan. Kami mengupayakan pengarusutamaan (mainstreaming) budaya dalam pembangunan nasional karena kami meyakini bahwa budaya tidaklah hanya sebuah bagian kehidupan, akan tetapi juga sebuah dimensi kehidupan.

Untuk bisa berperan lebih aktif dalam proses pengarusutamaan (mainstreaming), kami mengorganisir program dan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan profesional dan posisi anggota AAI untuk bisa terlibat dengan para pembuat kebijakan serta memberdayakan masyarakat; dalam upaya yang strategis dan sesuai dengan apa yang kami sebut sebagai “Cara Antropologi” yang memanusiakan.

Pencapaian yang ingin kita raih membutuhkan proses yang panjang. Tapi, kami yakin untuk terus melangkah, tak cuma untuk kebaikan Antropologi di Indonesia, namun juga Indonesia yang lebih baik.

Suraya A. Afiff 
Ketua Umum

Menghadapi Tantangan dan Peluang Baru

AD-ART

Visi

Menjadikan profesi Antropologi bermanfaat bagi penciptaan tatanan sosial dan budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kemajemukan, kesetaraan, persatuan, keadilan pada tingkat nasional dan internasional.

Misi

  1. Membangun dan memperkuat jaringan kemandirian dan profesionalisme anggota, guna pengembangan organisasi.
  2. Mengembangkan profesi Antropologi yang mandiri, profesional dan beretika, untuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia.
Dua Pria Bertemu Sapa di Puncak Gunung

Pembagian Wilayah

Indonesia terdiri dari 17.508 pulau, beberapa diantaranya lebih besar dari negara-negara di Eropa, terbentang sepanjang 5.271 km dari Barat ke Timur garis ekuator. Indonesia sangat kaya dengan berbagai kelompok etnis dan budaya. Tantangan bagi para ahli Antropologi adalah mengeksplorasi kekayaan budaya dalam rangka memberikan sumbangan bagi pembangunan sosial. Secara strategis, AAI membagi 4 wilayah kerja.

  1. Wilayah Barat

    Wilayah Barat meliputi Sumatera dan pulau-pulau kecil di sekelilingnya. Untuk wilayah ini, fokus perhatian Antropologi adalah masalah-masalah ekologi yang berkaitan dengan perkebunan, pertambangan serta tentunya berbagai kelompok etnik dan keterikatan mereka pada hutan dan tanahnya. Pusat Kajian Antropologi di wilayah ini bisa ditemukan di beberapa propinsi, seperti Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

  2. Wilayah Tengah

    Wilayah Tengah mencakup keseluruhan bagian pulau Kalimantan di bawah NKRI serta keseluruhan Sulawesi beserta pulau-pulau yang ada di sekitar kedua pulau besar tersebut. Di wilayah ini, fokus perhatian AAI terutama berkaitan dengan budaya maritim. Pusat Kajian di wilayah ini bisa ditemukan di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.

  3. Wilayah Timur

    Wilayah Timur mencakup kepulauan Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua beserta pulau-pulau kecil disekitarnya. Kajian Antropologi pada wilayah ini berfokus pada kelompok etnik yang tersebar di seluruh wilayah. Pusat kajian di wilayah ini bisa ditemukan di Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

  4. Wilayah Selatan

    Wilayah Selatan mencakup pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur beserta pulau-pulau kecil disekitarnya. Fokus perhatian AAI di wilayah ini adalah pada Budaya Pemerintahan yang mencakup pada pembuatan kebijakan beserta implementasinya dalam budaya yang sedang berkembang. Di wilayah ini pusat kajian Antropologi terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali.

Struktur
Organisasi

  1. Dewan Penasehat
    • Foto Pinky Saptandari Wisjnubroto 
      Pinky Saptandari Wisjnubroto
      Ketua

    • Foto Meutia Farida Hatta Swasono 
      Meutia Farida Hatta Swasono

    • Foto Nurmala Kartini Sjahrir 
      Nurmala Kartini Sjahrir

    • Foto AA. Ngurah Anom Kumbara
      AA. Ngurah Anom Kumbara

    • Foto Frida Agnani Amran
      Frida Agnani Amran

    • Foto Semiarto Aji Purwanto
      Semiarto Aji Purwanto

    • Foto Muhammad Basir
      Muhammad Basir

    • Dewan Etika
      1. Selly Riawanti
      2. Sri Paramita Budhi Utami
      3. Anjarani Mangkujati Djandam
      4. Munsi Lampe
      5. Bambang Hudayana
      6. Toetik Koesbardiati
      7. Erlina Ch. D Pardede
    • Pengurus Pusat
      • KETUA UMUM
        1. Suraya A. Afiff
      • WAKIL KETUA UMUM
        1. Pawennari Hijjang
      • BENDAHARA UMUM
        1. Made Mardiani K.
      • SEKRETARIS JENDERAL
        1. Dian Rosdiana
      • SEKRETARIAT
        1. Yulina Achrini
        2. M. Arief Wicaksono
        3. Achmad Muzakky
        4. Danial
        5. Mariatul Asiah
    • Pengurus Daerah
      • KOORDINATOR WILAYAH BARAT
        1. Fikarwin Zuska
      • KOORDINATOR WILAYAH TENGAH
        1. Ikhtiar Hatta
      • KOORDINATOR WILAYAH TIMUR
        1. Agustina Ivone Poli
      • KOORDINATOR WILAYAH SELATAN
        1. Inang Winarso
  2. Pengurus Bidang
    • Bidang Pengembangan Kapasitas Internal

      • KETUA
        1. Imam Subkhan
      • WAKIL KETUA
        1. Pandu Wicaksana
    • Bidang Profesionalisme

      • KETUA
        1. Eko Subhan M
      • WAKIL KETUA
        1. Amiruddin
      • ANGGOTA
        1. Burhanuddin Gala
    • Bidang Pengembangan Kelompok Seminat

      • KETUA
        1. Rina Mardiana
      • WAKIL KETUA
        1. Haswinar Arifin
      • ANGGOTA
        1. Dedi S. Adhuri
        2. I Ngurah Suryawan
        3. Tri Nugroho
        4. Nindyo Budi K
    • Bidang Komunikasi Publik

      • KETUA
        1. Pangeran Putra P. A. Nasution
      • WAKIL KETUA
        1. Rahmad Efendi
      • ANGGOTA
        1. Rosramadhana
        2. Sapta Mupakat Tatar Purba
Tutup

Newsletter berkabar terbaru

Lihat
Berkabar